<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d9553298\x26blogName\x3dlowo+nge-blue\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLACK\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://lawabiroe.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://lawabiroe.blogspot.com/\x26vt\x3d-140870050744443786', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>

Di sebuah sudut kota

Image hosted by Photobucket.com

Sudah empat hari ini aku libur dari tugas jaga warnet. Kebijakan baru dari warnet, pengurangan jatah jaga. Jadi, untuk bulan2 berikutnya aku harus menata ulang kembali rencana2 pengeluaran yang sudah tersusun.

Tidak seperti biasa, kota Semarang di malam hari akhir-akhir ini diselimuti oleh hawa dingin. Terakhir kuingat hawa dingin ini kurasakan waktu bulan purnama beberapa hari yang lalu. Kebetulan kita, anak nongkrong warnet di sebuah Fakultas Negeri di Semarang sedang merasakan lapar yang amat sangat, heheheh

So, bermodalkan 2 motor vespa kita berangkat (aku mbonceng :D)
Sudah lama aku tidak menyusuri Semarang di malam hari. Terlalu banyak menghabiskan waktu di sudut kecil kamarku, membuatku lupa akan keadaan di sekitarku. Rupanya sudah banyak perubahan di kota-ku ini. Simpanglima sekarang banyak berdiri tenda remang-remang, :D
Simpanglima merupakan satu tempat yang memberi ciri khas bagi kota Semarang. Tempat ini merupakan alun-alun yang berada di tengah-tengah persimpangan Jl. Pandanaran di sebelah barat, Jl. A. Yani di sebelah timur, Jl. Gajahmada dan Jl. Pahlawan di sebelah timur, sementara disebelah timur laut ada Jl.KH. Ahmad Dahlan. Berkembangnya fungsi Simpanglima menjadi alun-alun merupakan saran Presiden pertama Republik Indonesia yang menyarankan pengadaan alun-alun di Semarang sebagai ganti dari Kanjengan. Alun-alun yang dimiliki Semarang sejak masa pemerintahan Adipati Semarang yang pertama itu telah berubah fungsi menjadi pusat perbelanjaan. Berfungsi sebagai tempat upacara, Simpanglima juga menjadi tempat berlangsungnya pertunjukan, tempat rekreasi, bahkan sebagai pasar tiban pada waktu-waktu tertentu. Berbagai jenis makanan baik makanan berat maupun makanan ringan dijual dengan gaya lesehan mengambil tempat sekitar trotoar dan sekeliling alun-alun. Sementara itu souvenir, alat sekolah sampai alat rumah tangga, sandal sampai hiasan rambut, juga dijual di sini.

Memori lama muncul ketika melintasi jalan Imam Bonjol. Ya, sebuah jalan disitu terletak sekolah dimana aku menghabiskan waktu 3 tahun "menikmati" seragam abu-abu.
Tak jauh dari sekolah itu terletak sebuah tugu berbentuk lilin berdiri tegak di tengah persimpangan Jl. Sutomo, Jl. Pandanaran, Jl. Imam Bonjol dan Jl. Soegiyopranoto. Tugu Muda ini dibangun sebagai monumen untuk mengenang heroisme pejuang Semarang melawan penjajah Jepang yang dikenal sebagai pertempuran selama lima hari di kota Semarang dari tanggal 14-19 Oktober 1945. Tidak jauh dari situ juga terdapat Gedung Lawang Sewu yaitu sebuah bangunan peninggalan Belanda yang konon memiliki seribu pintu (kok, malah crito sejarah!! kekekek)

Setelah lelah menyusuri beberapa sudut di kota ini akhirnya kita melabuhkan diri di sebuah warung makan lesehan di trotoar area Simpang Lima, tepatnya di depan Mall Matahari. Disinilah kami akhirnya mengisi perut kami yang lapar. Nasi ayam (actually, hanya beberapa iris saja :D) yang di hidangkan bersama kricak (rambak) di selembar daun pisang, plus teh botol, menjadikan malam kami semakin hangat.
Horee,, aku makan lagiii,,, hehehehe

You can leave your response or bookmark this post to del.icio.us by using the links below.
Comment | Bookmark | Go to end
  • Anonymous Anonymous says so:
    9:34 PM  

    Wuih,, keren itu potoh dari mana? hihi,, dari atas mall ya? top